Perhatikan Tampilan Halaman Situs Web dengan Standarisasi W3C , Kemunculan internet pada tahun 1969 menjadi sebuah cikal bakal perubahan besar dalam tatanan hidup manusia.
Perkembangan mulai terasa dengan terhubungnya 1000 komputer pada jaringan internet.
Apalagi dengan munculnya nama alamat pada jaringan yang disebut dengan Domain Name System pada tahun 1986. Biasa disingkat dengan DNS.
Sama-sama kita ketahui kalau DNS berperan sebagai pencocok domain situs ke dalam alamat IP yang berbentuk banyak angka.
Alhasil, layar komputer akan menampilkan halaman situs yang sesuai.
Kecanggihan ini menjadikan internet berkembang dinamis dan semakin banyak halaman situs web yang hadir.
Dan menampilkan berbagai macam halaman situs web dengan ciri khas masing-masing.
Dengan perkembangannya yang terasa hingga saat ini, menjadikan sebuah protokol atau standarisasi halaman situs web dibutuhkan.
Hal ini dibutuhkan agar halaman situs web terorganisir dan bisa dibaca oleh software browser manapun.
Terkait perihal tersebut, muncullah sebuah lembaga yang berwenang memberikan standarisasi halaman situs web.
Lembaga itu bernama W3C, atau World Wide Web Consortium.
Siapa W3C Itu?
World Wide Web Consortium, atau disingkat dengan W3C, merupakan sebuah lembaga yang diketuai oleh Tim Berners-Lee.
Beliau merupakan penemu langsung world wide web yang kita ketahui saat ini sebagai www atau subdomain pada sebuah URL.
Lembaga W3C merupakan lembaga yang terdiri dari beberapa orang ahli teknologi, termasuk Tim Berners-Lee, yang melakukan sebuah pengembangan XML, HTML, dan semacamnya.
Bahkan, lembaga ini menetapkan sebuah standarisasi terhadap pembuatan dan pengembangan sebuah halaman situs web di internet.
Standar halaman ini bertujuan agar halaman situs web dapat terbaca dan ditampilkan oleh berbagai software browser yang beredar luas di internet.
Selain itu juga menjadi sebuah kepastian agar halaman situs web Anda telah valid dan sesuai dengan standar sebuah halaman situs web di internet.
Sehingga, tampilan situs web akan sempurna dan tidak akan terjadi sebuah kesalahan atau bug pada halaman situs web.
Bagaimana Mengetahui Situs Web Telah Sesuai dengan Standarisasi?
Tentu standarisasi ini sangat berguna jika mengingat hal tersebut ditetapkan oleh lembaga konsortium besar yang di dalamnya pencipta world wide web itu sendiri.
Untuk mengetahui apakah halaman situs web telah sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan W3C atau belum, cukup dengan menempuh dua jenis langkah pemanfaatan.
Yakni dengan memanfaatkan HTML Validator, dan CSS Validator.
Pertama, menggunakan HTML Validator
W3C mengusung sebuah validator HTML.
Fungsi dari validator ini adalah untuk memeriksa apakah halaman situs web yang dibangun telah sesuai dengan standarisasi atau belum.
Markup Language akan diperiksa secara menyeluruh dengan melakukan validasi halaman situs.
Hal tersebut berkaitan dengan HTML, Math HTML, SMIL, dan XHTML dan dokumen halaman situs web lainnya.
Untuk melakukan validasi, cukup dengan mengunjungi link berikut:
https://validator.w3.org/
Kemudian terdapat 3 tab pilihan untuk memulai proses validasinya.
Cara yang sederhana adalah dengan memasukkan URL halaman situs web.
Dan tunggu beberapa saat hingga muncul hasil validasinya.
Hasil bisa bermacam ragam, tergantung dari kondisi markup language dari halaman situs web masing-masing.
Sehingga tinggal memperbaiki apa yang masih belum “aman” dari kode HTML situs web.
Kedua, menggunakan CSS Validator
Validator yang diusung selanjutnya adalah CSS Validator.
Gunanya adalah untuk memvalidkan CSS atau Cascading Style Sheets dari halaman situs web.
Caranya cukup dengan melakukan kunjungan ke url di bawah:
https://jigsaw.w3.org/css-validator/
Kemudian sama seperti validator sebelumnya, terdapat 3 tab pilihan untuk melakukan validasi melalui jalur mana.
Dan akan mendapatkan hasil yang beragam. Sehingga bisa melakukan perbaikan sesuai dengan tampilan hasil dari validasinya.
Apa Hubungannya dengan SEO?
Jika membahas tentang sebuah situs web, tentu saja sudah pasti kalau SEO menjadi salah satu topik yang dibahas.
Mengapa? Karena SEO memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan sebuah halaman situs web di sebuah mesin pencarian.
Lalu, apakah ada hubungan W3C dengan SEO?
Telah dijelaskan sebelumnya kalau W3C memiliki banyak standarisasi dengan berpatokan kepada dua validator, HTML dan CSS validator.
Dengan lulus validasinya sebuah halaman situs web dari kedua validator tersebut, maka tentu halaman situs web sudah sesuai dengan standarisasi dari W3C.
Dan tentu saja, telah dijelaskan sebelumnya, kalau W3C menetapkan standar agar halaman situs web bisa tampil dengan baik dan terorganisir.
Kemudian juga bisa menampilkan halaman situs web di berbagai browser dengan sempurna.
Dua hal ini tentu akan memberikan efek yang baik bagi SEO halaman situs web. Bagaimana bisa?
Dengan tampilnya halaman situs web di berbagai browser dengan baik dan sempurna, otomatis keterbacaan dan loading speed juga baik.
Hal ini akan memberikan efek bagus dari banyak sisi faktor pemeringkatan di halaman pencarian, salah satunya adalah bounce rate.
Nilai persentase bounce rate yang diperoleh akan rendah.
Tidak hanya karena telah memberikan konten situs web yang berkualitas tinggi serta bisa memenuhi kebutuhan pengunjung.
Namun juga tampilan situs dari segi user interface (UI) maupun user experience (UX) membuat pengunjung menjadi betah berada di halaman situs web.
Banyak lagi faktor pemeringkatan lainnya yang dapat dipenuhi dengan menyesuaikan halaman situs web dengan standarisasi yang telah ditetapkan oleh W3C.
Tetapi, Benarkah Google Tidak Memperdulikan Hal Tersebut?
Berdasarkan pernyatan John Mueller, seorang analis Google, bahwa ternyata Google tidak memperdulikan validasi W3C terhadap suatu halaman situs web.
Google tidak peduli seluk beluk dari “jeroan” halaman situs web Anda. Mereka hanya fokus terhadap konten dan hal-hal lain yang berhubungan dengan SEO saja.
Sehingga, validasi W3C tidak mempengaruhi posisi yang telah diraih oleh halaman situs web tersebut.
Yang jelas, bagi Google, jika tidak melanggar kaidah-kaidah atau faktor yang bisa menjadi penilaian dalam pemeringkatan, makan aman saja halaman situs web tersebut.
Walaupun begitu, tentu saja validasi tersebut tidak bisa dianggap sepele saja.
Sebab, sama-sama kita ketahui kalau keterbacaan dan kerapian dari halaman situs web akan membuat pengunjung menjadi betah dan nyaman di situ.
Alhasil, banyak beberapa faktor pemeringkatan yang bisa dipenuhi oleh halaman situs web. Sebut saja seperti dwell time, bounce rate, dan lain sebagainya.
baca juga
Kesimpulan
Sebagai lembaga besar yang memiliki wewenang dalam pengembangan world wide web, W3C menciptakan standarisasi halaman situs web memiliki tujuan yang baik.
Dengan memanfaat validator yang telah diusung oleh lembaga teknologi tersebut, tentu akan memberikan benefit yang tidak bisa dikatakan sedikit.
Walau tidak termasuk menjadi suatu bagian inti dari faktor pemeringkatan di Google, efek yang dihasilkan dari validasi tersebut sangat membantu dalam mencapai faktor-faktor tersebut.
Sehingga. standar yang telah ditetapkan patut dipertimbangan untuk diikuti.
Dan akan sangat membantu dalam keberhasilan mencapai tujuan dari pembangunan halaman situs web menjadi lebih besar.